
Membangun blog untuk organisasi atau komunitas memiliki suka dukanya tersendiri. Sebagaimana pernah dialami oleh Iqbal, seorang alumni kampus Jepang, yang beberapa tahun silam saat masih menjadi mahasiswa membangun sebuah blog komunitas muslim Indonesia di Hiroshima.
Blog untuk Organisasi atau Komunitas
Di masa-masa awal menjalani kehidupan di Jepang, dia menyadari perlunya ketersediaan informasi yang bersifat lokal bagi para warga negara Indonesia yang sekolah di Jepang, sebagai contoh informasi mengenai lokasi dokter gigi terdekat serta bagaimana cara membuat janji pertemuan dengan dokter gigi. Juga informasi bagaimana cara membersihkan lantai kayu (kebanyakan tempat tinggal di Jepang lantainya terbuat dari kayu), atau makanan apa saja yang halal dikonsumsi bagi yang beragama Islam (dia pernah beli semacam udang balado di supermarket yang ternyata mengandung bahan yang tidak halal, padahal sudah dimakan sebagian).
Keinginan untuk berkontribusi dalam berbagi informasi semakin dirasa ketika pada suatu hari dia memperoleh tagihan internet yang fantastis dari provider internet Jepang yang dilangganinya akibat lalai mematikan mobile data saat pulang ke Indonesia di libur semester pertama.
Ternyata dia bukanlah satu-satunya orang yang pernah mengalami hal tersebut, beberapa teman sesama orang Indonesia yang juga berkuliah di kampus yang sama pun juga pernah mengalaminya.
Untunglah sang pihak provider internet masih berbaik hati sehingga tagihan tersebut dihapuskan.
Meski masalah tersebut sudah terselesaikan, Iqbal merasa sedikit kecewa mengapa informasi sepenting itu tidak diperolehnya sejak awal padahal sudah pernah ada teman seperkuliahan yang mengalaminya.
Maka Iqbal pun mulai membangun blog untuk sebuah komunitas muslim Indonesia di Hiroshima. Komunitas itu sendiri sebenarnya sudah ada sejak beberapa tahun sebelumnya, akan tetapi belum memiliki blog.
Harapannya saat itu adalah membuat blog yang menjadi salah satu sumber informasi esensial bagi sesama mahasiswa Indonesia yang kuliah di Hirohima.
Ternyata hal itu tidak terlalu mudah diwujudkan karena minimnya kontributor. Selain dirinya, saat itu hanya ada satu orang saja yang berminat membuat artikel.
Pada akhirnya dia memilih untuk fokus menulis reportase kegiatan-kegiatan komunitas sebagai langkah awal. Mudah-mudahan semakin lama informasi yang dimuat semakin berlimpah.
Hal yang menyenangkan atau disukai dari menulis untuk blog organisasi atau komunitas semacam ini adalah adanya audiens atau pengunjung yang lebih pasti, yaitu anggota organisasi atau komunitas itu sendiri. Senang rasanya jika tulisan yang kita buat ada yang membacanya.
Selain itu, sang penulis blog menjadi lebih mudah mendapat ide topik apa yang akan ditulis. Acara sederhana semisal kerja bakti membersihkan masjid, pengajian bulanan, buka puasa bersama, karena dilakukan di negara lain tentunya ada hal-hal berbeda dengan yang biasa dilakukan di tanah air sehingga akan menarik untuk diceritakan.
Nah, tadi di awal disebut suka duka. Lantas apa dukanya?
Mungkin bukan duka, ya, lebih tepatnya hal yang kurang menyenangkan.
Hal yang kurang menyenangkan dari membangun blog organisasi atau komunitas adalah apabila sang pembuat blog sudah tak lagi menjadi anggota organisasi atau komunitas tersebut dan menyerahkan akses login kepada penerus, kemudian tak ada lagi orang yang punya minat atau perhatian yang sama untuk meneruskan blog yang sudah dibangun dengan sepenuh hati tersebut.
Rasa sedih dirasakan Iqbal saat beberapa tahun kemudian setelah lulus saat melihat blog yang pernah dibangunnya terlihat tidak tuntas/tanggung.
Blog tersebut tidak dipasang SSL, padahal menggunakan platform Blogger yang sangat mudah mengaktifkan SSLnya.
Beberapa tautan (link) ternyata mati (broken).
Dari sekian pilihan template Blogger yang keren baik yang gratis maupun berbayar, blog tersebut kini menggunakan template Dynamic View bawaan Blogger. Template tersebut tidak buruk, hanya saja masih banyak pilihan template lain yang lebih baik dari segi kenyamanan baca maupun navigasi.
Upaya mengontak penerus blog untuk memberitahu apa yang perlu dilakukan tidak membuahkan hasil yang memuaskan.
Blog yang pernah menjadi kenangan indah baginya kini telah menjadi masa lalu untuknya.
Apa yang dialami Iqbal tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap berbagi inspirasi dan informasi melalui blog.
Kali ini dia telah membuat blog yang sepenuhnya dikelola dirinya dan dicintai olehnya, yang beralamat di diakhir.blog.
Di blog tersebut dia menulis topik antara lain seputar gaya hidup minimalis (minimalism), aktivitas-aktivitas yang terkesan ringan/simpel tapi berdampak besar (misalnya memperbanyak istighfar), hikmah kehidupan yang tak jarang timbul dari hal-hal sederhana (semisal makan mi goreng basi, kucing peliharaan yang sulit diusir meski sudah ditakut-takuti, maupun hal yang life-changing seperti saat dia sekeluarga terpapar Covid-19), dan blogging (seperti WordPress, domain, dan web hosting).
Dia berharap semoga blog tersebut dapat menjadi amal jariah untuknya.
Well, tulisan ini hanya sekadar gambaran hal yang menyenangkan dan yang kurang menyenangkan dalam membangun blog organisasi atau komunitas.
Bagi Anda yang saat ini sedang membangun blog tersebut, Anda perlu menyiapkan orang yang akan meneruskan apa yang telah Anda kerjakan jika Anda tak lagi menjadi anggota organisasi atau komunitas tersebut.
Suka Duka Membangun Blog untuk Organisasi atau Komunitas
sangat menginspirasi . cocok untuk dijadingan bahan pertimbangan kedepannya