
Menjadi penulis itu mudah. Seorang siswa Taman Kanak-kanak pun dapat dikatakan seorang penulis, meski hanya menghasilkan tulisan satu kata dari merangkai huruf. Yang menjadi permasalahan dan pembahasan di sini adalah kelompok penulis yang menghasilkan tulisan yang mempunyai makna, bukan sekedar menyusun huruf, kata, kalimat.
Penulis adalah orang yang menulis atau bisa disebut pengarang, panitera, sekretaris, yang melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan. Hasil menulis dapat berupa tulisan berbentuk artikel, buku, karya ilmiah, surat, karangan cerita fiksi misalnya novel, cerpen, roman, puisi, dan sebagainya.
Saya mencoba membuat kriteria kelompok hasil tulisan penulis menjadi tiga bagian (bukan ranking), yaitu:
- Penulis Kelompok Satu
- Penulis Kelompok Dua
- Penulis Kelompok Tiga
Menjadi Penulis itu Mudah
Penulis Kelompok Satu
Pada kelompok ini penulis benar-benar melahirkan pikiran atau perasaan dalam tulisannya. Hasil tulisannya murni dari apa yang penulis rasakan, alami, amati, pikirkan tanpa adanya referensi, kutipan, dari sumber lainnya.
Kita ambil contoh penulis novel atau cerita fiksi lainnya, dengan pikiran, perasaan, imajinasinya dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Dapat juga seorang jurnalis dalam membuat berita, menulis apa adanya sesuai dengan liputan di lapangan. Seorang Ilmuwan dengan hasil penelitian yang dirangkum ke dalam sebuah tulisan. Dalam kriteria kelompok penulis ini, menuntut pengalaman, pengetahuan, wawasan, imajinasi yang memadai bagi penulis.
Kemudian, bagaimana dengan karya ilmiah seorang mahasiswa, dosen, bahkan profesor sekalipun ?
Penulis Kelompok Dua
Seorang mahasiswa ketika membuat skripsi, atau calon doktor dengan tesisnya merupakan contoh penulis kelompok dua, mengapa ? Sebuah karya ilmiah yang masih menggunakan daftar pustaka sebagai acuan, kutipan, sumber tulisannya, bukan merupakan tulisan hasil murni pemikiran penulis. Seperti halnya penulis buku, selagi masih terdapat bahan referensi, termasuk kriteria kelompok ini.
Berbeda dengan buku yang merupakan hasil opini, pengamatan, penelitian yang dilakukan penulis sendiri. Misalnya T.E.T (Teacher Effectiveness Training) karangan Dr Thomas Gordon, terbitan NY, USA 1974, buku setebal kurang lebih 400 halaman, tanpa adanya daftar pustaka dan merupakan opini berdasarkan pengamatan penulis dan banyak dipakai referensi dalam dunia pendidikan.
Kalau Anda membuat artikel dengan masih mengambil, mengutip artikel dari sumber lain, walaupun menambah tulisan dengan pikiran sendiri, masih termasuk kriteria kelompok ini. Coba Anda menulis tentang SEO setelah membaca artikel SEO, bandingkan dengan Anda menulis hasil SEO setelah melakukan pengalaman menerapkan SEO di website Anda, akan terlihat perbedaan keorisinalan tulisan yang terakhir (kelompok satu) dibandingkan tulisan yang pertama karena masih merupakan teori.
Penulis Kelompok Tiga
Kita lihat di sekolah, seorang guru menulis di papan tulis kemudian siswa menulis kembali di bukunya persis dengan yang ada di papan tulis. Siswa tersebut dapat juga dikatakan penulis dengan kriteria kelompok ini.
Pada kriteria penulis kelompok tiga ini membuat tulisan tidak berdasarkan murni pikirannya atau hasil pemikiran ditambah bahan sumber lain. Bentuk tulisan ini cenderung sama alias ditulis ulang tanpa ada tulisan tambahan dari pemikiran penulis. Biasanya banyak terjadi pada penulis pemula yang kesulitan membuat tulisan baik dari teknik menulis maupun bahan tulisan. Hal yang dapat ditoleransi bagi penulis pemula asalkan dicantumkan sumbernya dan bukan karya penulis sendiri.
Yang terpenting Anda bukan plagiator yaitu pengambilan karangan, tulisan, artikel orang lain dan menjadikannya seolah-olah tulisan sendiri, ini bukan penulis lagi, melainkan seorang kriminal.
Dari uraian di atas, menjadi penulis itu mudah (anak Tk saja bisa), hanya saja termasuk kriteria kelompok penulis yang mana ? Sebagai pembelajaran, memulai dari kriteria penulis kelompok tiga, terus berlatih menulis yang mengarah ke kriteria kelompok satu atau dua.
Sekali lagi ini merupakan opini saya untuk mengelompokkan penulis berdasarkan tulisannya. Mulailah untuk menulis, apapun kelompok penulis.
Baca Kiat-kiat penulisan artikel
Menjadi Penulis itu Mudah – Lentera Kecil
Saya pingin banget jd penulis.tp gak tau mulai drmn?
Aku ingin menjadi penulis tp saya bingung harus memulai dari mana, aku minta pengalamannya…
Wow, klasifikasi yang membantu membaca diri kita, kira-kira kita termasuk kelompok mana. Sebuah panduan membaca kemampuan sendiri. Mantab!
Tap kadang pikiran suntuk jg pingin nulis… Seperti ke banned google lsng pingin nulis, tapi hasilnya ya.. itu gak karuan 🙂
http://lenterakecil.com/archives/perubahan-publisher-google-adsense/
Bila pikiran lg enjoy, apa pun bs mjd tulisan. Sebaliknya bl lg suntuk, berjuta inspirasi tak akan mjd naskah satu pun.
Ane setuju gan…
Wah betul sekali nih tulisan. Memang mudah menulis itu tetapi yang sulit adalah ide, sebenarnya seseorang menulis yang dihargai adalah idenya.
bener ide itu tergantung mood… terutama nulis….
semoga saja menulis itu tetap mudah bagi saya…
maklum sering ngga ada ide..
yg rpnting dri seorang penulis bknlah menulis tpi byk membaca. menambah wawasan dg membaca shingga tulisan pun jdi lbih berkualitas 🙂
jgn lupa mampir ke eMingko Blog
betul gan, yang penting nulis aja dulu, masalah aturan penulisan kesampingin dulu,:D
Yang penting nulis, bro… Apapun hasilnya
menyimak gan, masih mengumpulkan keberanian menjadi penulis, sementara buat primbon sepertii ini dulu saja boleh ya… 🙂