
Jam dinding sudah bagaikan benda wajib yang harus ada dalam setiap rumah. Dewasa ini tersedia aneka model jam dinding unik, dan menarik. Alhasil, jam memiliki fungsi lebih selain sebagai alat penunjuk waktu. Salah satunya sebagai salah satu item penghias ruangan, bahkan sebagai hadiah kenang-kenangan. Tak heran, pengrajin jam dinding kian gencar melakukan promosi. Meskipun saat ini usaha mereka belum terlalu berhasil di lapangan mengingat makin menjamurnya peredaran barang palsu di Indonesia.
Maraknya produk impor mengancam eksistensi pengrajin jam dinding lokal
Peredaran jam impor kualitas kw atau palsu di pasaran kian meresahkan banyak pihak. Tak hanya pemerintah (pajak), para pengrajin yang produknya dipalsukan pun menderita kerugian signifikan dari sisi penjualan.
Menurut Tim Survei dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Eugenia Mardanugraha, secara nasional industri di dalam negeri berpotensi mengalami kehilangan Rp 3 triliun per tahun. Di mana jumlah sebesar ini seharusnya bisa digunakan untuk membayar upah tenaga kerja atau buruh yang bekerja pada produsen barang asli.
Bila ingin dirincikan lebih dalam lagi, potensi kehilangan upah ini akan mengancam buruh di sektor industri kreatif di bidang pakaian dan barang dari kulit sebesar Rp 2,32 triliun, industri makanan dan minuman sebesar Rp 620,2 miliar, industri farmasi dan kosmetika sebesar Rp 268,4 miliar serta industri software dan tinta printer sebesar Rp 186,3 miliar.
Padahal, bila seandainya dana tersebut bisa disalurkan pada para buruh, maka buruh Indonesia akan mendapatkan hidup lebih layak.
Upaya pengrajin untuk “bertahan” dari gempuran produk impor termasuk jam dinding
Permasalahan meledaknya produk impor di Indonesia memang cukup pelik. Peran pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini pun sebenarnya sudah ada. Namun, masih belum maksimal. Oleh karena itu, pengrajin harus bertahan dengan cara mereka masing-masing. Beberapa cara yang mereka lakukan antara lain :
- Belajar mengenai kebijakan hak cipta. Hak cipta ini tak hanya berlaku kepada produk dan merk. Namun juga bisa digunakan untuk melindungi foto produk. Misal setiap ingin menyebarkan foto produk di internet, jangan lupa untuk selalu menyertakan watermark berupa logo atau nama merk.
- Bila ingin meluncurkan desain terbaru, rahasiakan. Dalam persaingan dunia bisnis, kerahasiaan desain produk adalah hal krusial. Terlebih bila desain tersebut adalah desain terbaru. Jangan sampai kompetitor mencuri desain tersebut sebelum sempat diluncurkan.
- Membuat produk yang unik. Unik ini tak hanya dari segi desain, nama merk, model, namun juga material yang digunakan. Semakin langka dan unik material produk, maka akan semakin sulit untuk ditiru. Jikalau pun masih ada yang ngotot ingin meniru, setidaknya mereka harus berusaha keras. Meskipun hasilnya pasti tak akan bisa menyamai produk aslinya.
Unsur keunikan suatu barang terbukti dapat membuat barang tersebut mendapatkan tempat di hati masyarakat. Ambil contoh saja, jam dinding. Ketika produsen lain membuat jam dari bahan plastik, kamu membuat jam dari bahan kayu berikut dengan desain unik dan fresh pula. Jelas orang-orang akan lebih tertarik untuk membawa pulang produkmu donk.
Kenapa perlu segetol ini untuk terjun ke bisnis handmade?
Kenapa sih para pengrajin tersebut repot-repot membuat jam dinding dari kayu, ketika bahan plastik lebih murah dan mudah. Jawabannya, ialah karena peluang produk handmade Indonesia, punya potensi besar untuk memenangkan pasar dunia.
Seperti kita tahu, Indonesia sangat kaya akan suku dan budaya. Hampir setiap daerah, punya budaya dan kebiasaan masing-masing. Nah, kebetulan keragaman budaya ini selaras pula dengan industri kreatifnya. Setiap daerah hampir pasti punya produk khas masing-masing.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014, Populasi Industri Kecil dan Menengah (IKM) makanan Indonesia, yaitu sebesar 1.567.019 unit atau sekitar (42,71%), yang menyerap tenaga kerja sebanyak 3.664.208 tenaga kerja atau sekitar (41,94%) dan memberikan nilai tambah sebesar Rp50,1 triliun atau (22,70%). Sementara pada tahun yang sama populasi IKM Fashion dan kerajinan tercatat sebesar 625.209 unit usaha atau sekitar (17,04%), menyerap 1.474.901 tenaga kerja atau sekitar (16,88%) dan memberikan nilai tambah sebesar Rp 44 triliun atau sekitar (20,28%).
Pencapaian di atas diperoleh meski terpaan badai produk impor di Indonesia masih berlangsung lho…. Salah satu pemicunya ialah keberadaan teknologi untuk mendukung pemasaran produk-produk ini. Misalnya, Qlapa.com. Sebuah marketplace online yang sudah seperti rumah para pengrajin terbaik Indonesia.
Di Qlapa, kamu bisa menemukan berbagai macam produk unik karya anak bangsa. Mulai dari pakaian, perabotan rumah tangga, berbagai macam aksesoris, termasuk juga jam dinding berbahan kayu dengan kata-kata penyemangat di bagian tengah jam dinding.cocok banget buat ditempatkan di kamar agar bisa menjadi penyemangat setiap bangun tidur.
Hadiah Jam Dinding Unik Di Tengah Maraknya Produk Impor – Lentera Kecil