
Strategi pembelajaran pemecahan masalah berbeda dengan pembelajaran memecahkan masalah. Strategi pembelajaran pemecahan masalah merupakan sebuah teknik dalam membantu siswa belajar untuk dapat memahami dan menguasai materi pembelajaran dengan memakai strategi pemecahan masalah sedangkan pembelajaran memecahkan masalah merupakan suatu pengajaran kepada siswa bagaimana memecahkan suatu persoalan. Dengan kata lain, memecahkan masalah berorientasi kepada isi atau konten mata pelajaran, sedangkan pemecahan masalah lebih cenderung ke arah konsep atau strategi.
Strategi pembelajaran pemecahan masalah bisa dilaksanakan melalui pendekatan pembelajaran, yaitu suatu cara yang dilakukan oleh guru agar materi yang ditampilkan dapat beradaptasi dengan para siswa. Selain itu dapat juga dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran yaitu dengan cara menyajikan materi yang masih bersifat luas (umum).
Pembelajaran Pemecahan Masalah
Pembelajaran pemecahan masalah melalui pendekatan pembelajaran pada mata pelajaran, guru menyampaikan materi pelajaran dengan mengarahkan siswa kepada pemahaman materi pelajaran berikut penyelesaian soal-soalnya. Mata Pelajaran dipandang sebagai masalah yang harus dipahami, dimengerti dan diselesaikan.
Sedangkan pembelajaran pemecahan masalah dengan menggunakan metode pembelajaran pada mata pelajaran lebih spesifik, yaitu bagaimana guru menyajikan materi pelajaran sebagai masalah yang harus dipecahkan.
Pembelajaran pemecahan masalah sebagai proses belajar mengajar, siswa diajarkan tentang strategi pemecahan masalah dengan memberikan berbagai contoh soal yang berkaitan dengan konsep-konsep mata pelajaran yang dapat dan harus diselesaikan melalui strategi pemecahan masalah.
Sesuai dengan perkembangan teori pembelajaran, pembelajaran pemecahan masalah ini dapat dipraktekkan melalui pendekatan pembelajaran seperti PBL (Problem Based Learning), Open Ended atau metode pembelajaran lain yang khusus mengajarkan strategi pemecahan masalah.
Pembelajaran Pemecahan Masalah yang Efektif
Reys, et.al. (1989) menjelaskan pembelajaran pemecahan masalah dapat efektif dan sesuai dengan tujuan, diperlukan beberapa faktor pendukung yaitu: perencanaan, waktu, sumber belajar-media, pengelolaan kelas serta teknologi. Perencanaan waktu harus efektif dan disesuaikan dengan kemampuan dan proses berpikir siswa. Guru setidaknya mampu memperkirakan seberapa banyak waktu yang dibutuhkan siswa dalam menyelesaikan beberapa soal. Guru perlu menyiapkan alat-alat peraga manipulatif untuk siswa dalam membantu memahami dan memecahkan masalah.
Hal penting yang perlu diperhatikan juga adalah pengelolaan kelas termasuk juga aktivitas siswa. Guru merancang pelaksanaan pembelajaran pemecahan masalah dapat secara individu, klasikal atau kelompok. Yang paling sesuai dengan kegiatan pemecahan masalah adalah kerja kelompok yang mana siswa dapat berdiskusi, bertukar pikiran untuk memecahkan persoalan, di samping itu mengajarkan siswa untuk bekerja sama dalam menghadapi permasalahan.
Rangkuman hasil penelitian tentang pembelajaran pemecahan masalah yang dilakukan oleh Reys:
- Strategi pembelajaran pemecahan masalah harus diajarkan secara khusus sampai siswa dapat memecahkan permasalahan dengan benar.
- Beberapa macam strategi dapat digunakan dalam setiap tahapan pemecahan masalah karena tidak ada strategi yang optimal untuk memecahkan seluruh permasalahan.
- Siswa dapat dilatih menggunakan suatu strategi untuk berbagai jenis soal, atau menggunakan beberapa strategi untuk suatu persoalan.
- Siswa perlu dilatih menghadapi masalah dengan cara pemecahan yang belum dikuasainya dan harus didorong untuk mencoba dengan berbagai alternatif pendekatan pemecahan.
- Perkembangan siswa berhubungan dengan kemampuan dan prestasi dalam memecahkan masalah. Untuk itu, tingkat kesulitan masalah yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan siswa.
Penilaian dalam Pemecahan Masalah
Penilaian untuk pembelajaran pemecahan masalah harus dapat menilai keseluruhan proses pemecahan masalah. Penilaian untuk pemecahan masalah harus berdasarkan tujuan. Jika soal ditampilkan dalam bentuk masalah rutin dan non rutin, maka penilaian yang dilakukan berkaitan dengan keduanya.
Krulik dan Rudnik (1995) menjelaskan beberapa metode penilaian untuk pembelajaran pemecahan masalah, yaitu : observasi, jurnal meta kognitif, paragraf kesimpulan (summary paragraph), test, dan portofolio. Tes yang dilakukan dapat berbentuk pilihan ganda, masalah-masalah terbuka (open ended), dan pertanyaan kinerja untuk mengetahui apakah siswa dapat menyelesaikan masalah dengan lengkap atau tidak. Penilaian terhadap tes kinerja dapat menggunakan rubrik, baik rubrik holistik maupun rubrik analitik.
Sumber: Kajian Kurikulum dan Pembelajaran. SPs UPI : Wina Sanjaya (2007). Alat Peraga Manipulatif Dalam pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika di Sekolah Dasar Oleh : Dindin Abdul Muiz Lidinillah.
Pembelajaran Pemecahan Masalah – Lentera Kecil