Mengenal tentang Lubang Resapan Biopori (LRB)

Latar Belakang Lubang Resapan Biopori (LRB). Isu tentang pemanasan global (global warming) dewasa ini begitu banyak menyita perhatian orang. Fokus terhadap isu tersebut tidak hanya berasal dari kalangan pemerintahan, melainkan juga dari akademisi, industri bahkan masyarakat umum. Isu pemanasan global yang diantaranya berimbas dengan adanya fenomena El-NiDo dan La-NiDa membuka mata dunia tentang pentingnya gaya hidup ramah lingkungan.

Munculnya kedua fenomena salah satunya menjadikan peristiwa banjir dan kekeringan sebagai dua hal yang akan sulit dipisahkan. Hal tersebut terkait dengan semakin kurang tertatanya sumber daya air sehingga lama retensi
air dalam tanah menjadi jauh lebih singkat.

Jadi, air hujan yang seharusnya dapat diserap kedalam tanah untuk menghindari bahaya banjir tidak dapat terwujud. Pada musim kemarau, tidak ada lagi air yang tersimpan karena hampir semua hujan langsung dialirkan ke laut.

 

Teknologi Tepat Guna Lubang Resapan Biopori (LRB)

Sebagai wujud upaya untuk mengantisipasi hal tersebut di atas, seorang dosen Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan IPB yang bernama Ir. Kamir Raziudin Brata, M.Sc menemukan sebuah teknologi tepat guna bernama Lubang Resapan Biopori (LRB) sekitar tahun 2000 lalu. Biopori merupakan salah satu solusi manajemen air yang sangat mudah, sederhana dan sekaligus murah. Orang awam pun dapat menerapkan teknologi biopori.

Lubang Resapan Biopori (LRB) adalah lubang silindris yang dibuat vertikal ke dalam tanah dengan  diameter 10-30 cm dan kedalaman sekitar 80-100 cm. LBR kemudian diisi dengan sampah organik untuk memicu terbentuknya porositas tanah oleh aktivitas organisme tanah dan atau akar tanaman.

Secara alami, biopori merupakan pori-pori dalam tanah yang terbentuk akibat aktifitas cacing, rayap, perakaran dan fauna tanah lainnya. Adanya pori-pori akan menambah kegemburan tanah sehingga meningkatkan kemampuannya dalam menyerap, menyimpan air hujan dan sekaligus meningkatkan kesuburan tanah.

Manfaat Lubang Resapan Biopori

Beberapa manfaat lubang biopori adalah sebagai media peresapan air, pengkomposan dan peningkatan kesuburan tanah. LRB mampu meningkatkan daya resap air sehingga mengurangi potensi bahaya banjir. Hanya saja antisipasi terhadap  bencana banjir memerlukan jumlah LRB yang banyak.

Sebagai contoh DKI, sesuai analisa BPLHD Jakarta idealnya sekurang-kurangnya memerlukan 76 juta LRB. Hal tersebut memungkinkan dicapai jika setiap rumah, perkantoran, pasar, mall, tempat-tempat umum dll memiliki LRB.

Jumlah air yang dapat terserap secara langsung melalui bidang resapan setiap LRB mencapai 1,5 hingga 16 liter per menitnya. Adapun luas bidang resapan dapat dihitung berdasarkan luas kolom lubang. Dengan demikian lubang berdiameter 10 cm sedalam 100 cm memiliki bidang resapan air hingga !S m2.

LRB dapat menjadi tempat pembuangan sampah organik seperti dedaunan, sampah dapur, potongan rumput, serbuk gergaji dll. Setelah beberapa lama, sampah organik yang tersimpan dalam lubang biopori akan berubah menjadi kompos. Produk yang dapat kita manfaatkan sebagai pupuk tanaman.

Tersedianya tempat pembuangan sampah organik akan turut membantu beban pemerintah dalam pengelolaan persampahan yang umumnya menuai banyak masalah di perkotaan.

LRB juga berkontribusi terhadap peningkatan kesuburan tanah karena lubang biopori menyediakan resapan air dan ketersediaan bahan organik yang cukup bagi organisme tanah. Ketersediaan keduanya mendorong aktivitas organisme di sekitar LRB.

Selain itu, LRB akan mengurangi jumlah genangan-genangan air sehingga mencegah bahaya penyakit seperti DBD, malaria dan kaki gajah (filariasis).

 

Lubang Resapan Biopori (LRB) – Lentera Kecil

Lentera Kecil

Media online sarana pembelajaran pendidikan dan pengetahuan informatif, inspiratif dan edukatif

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Comments (2)

  1. memang resapan adalah salah satu solusi untuk mengatasi agar air tidak menggenang sehingga meminimalis genangan air hujan