
Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) memiliki prospek yang sangat besar untuk menunjang program diversifi kasi pangan, bahan baku industri, dan komoditas ekspor. Umbi kentang dapat diolah menjadi bermacam-macam hasil olahan seperti kentang goreng, tepung kentang dan keripik kentang.
Tanaman Kentang
Tanaman kentang berasal dari daerah subtropika, yaitu dataran tinggi Andes Amerika Utara termasuk dalam famili terung-terungan dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak mendatangkan keuntungan bagi petani, mempunyai dampak baik dalam pemasaran dan ekspor, tidak mudah rusak seperti sayuran lain, dan merupakan sumber kalori, protein dan juga vitamin. Kentang merupakan sayuran umbi dan dipanen bagian umbinya sebagai sumber karbohidrat pengganti nasi.
Kentang memiliki nama ilmiah Solanum tuberosum L. Dalam dunia tumbuhan, kentang diklasifikasikan sebagai berikut:
- Divisi: Spermatophyta
- Subdivisi: Angiospermae
- Kelas: Dicotyledonae
- Ordo: Solanales
- Famili: Solanaceae
- Genus: Solanum
- Spesies: Solanum tuberosum L.
Tanaman kentang adalah salah satu tanaman budidaya tetraploid yang merupakan (tanaman pendek tidak ber kayu) semusim. Kentang membentuk umbi di bawah permukaan tanah dan menjadi sarana perbanyakan secara vegetatif. Dalam budidaya kentang, perbanyakan dilakukan melalui model ini sehingga keragaman kentang di ladang sangat rendah.
Kentang merupakan tanaman dikotil bersifat musiman, berbentuk semak/herba dengan filotaksis spiral. Tanaman ini pada umumnya ditanam dari umbi (vegetatif) sehingga sifat tanaman generasi berikutnya sama dengan induknya. Stolon tumbuh secara horizontal sepanjang 12,5-30 cm, menebal bagian ujungnya untuk membentuk umbi.
Periode inisiasi pembentukan umbi terjadi pada 5-7 minggu setelah tanam. Pada saat ini, tinggi bagian tanaman yang tumbuh di atas permukaan tanah berkisar antara 15-30 cm. Jumlah umbi yang tinggi memerlukan kondisi yang baik selama minggu pertama dan kedua periode inisiasi pembentukan umbi (Ratnasari, 2010).
Batang kentang kecil, lunak, bagian dalamnya berlubang dan bergabus. Bentuknya persegi, tertutup dan dilapisi bulu-bulu halus. Pada dasar batang utama akan tumbuh akar dan stolon. Stolon yang beruas ini akan membentuk umbi, tetapi ada yang tumbuh menjadi tanaman baru.
Dengan demikian, stolon merupakan perpanjangan dari batang. Dengan kata lain umbi kentang merupakan batang yang membesar. Sementara itu, akarnya bercabang membentuk akar rambut yang berfungsi menyerap hara makanan dari dalam tanah (Sunarjono, 2007).
Helaian daun berbentuk lonjong, dengan ujung meruncing, memiliki anak daun primer dan sekunder, tersusun dalam tangkai daun secara berhadap-hadapan (daun majemuk) yang menyirip ganjil. Warna daun hijau atau hijau keputihan.
Posisi tangkai daun utama terhadap batang membentuk sudut kurang dari 450. Pada dasar tangkai daun terdapat tunas ketiak yang dapat berkembang menjadi cabang sekunder.
Bunga kentang tumbuh di ketiak daun, dan berjenis kelamin dua serta berwarna kuning keputihan atau ungu. Putik lebih cepat masak dari pada benang sari dengan tangkai yang dilingkari oleh benang sari berwarna kekuning-kuningan (Setiadi & Surya, 1994).
Akar memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar tunggang bisa menembus sampai kedalaman 45 cm. Sedangkan akar serabutnya tumbuh menyebar (menjalar) ke samping dan menembus tanah dangkal. Akar berwarna keputih-putihan, halus dan berukuran sangat kecil. Dari akar-akar ini ada akar yang akan berubah bentuk dan fungsinya menjadi bakal umbi (stolon) dan akhirnya menjadi umbi.
Budidaya Tanaman Kendang
Daerah yang cocok untuk budidaya kentang adalah dataran tinggi atau pegunungan dengan ketinggian 1.000-1.300 meter di atas permukaan laut, curah hujan 1.500 mm per tahun, suhu rata-rata harian 18-21 C, serta kelembaban udara 80-90%.
Kebutuhan kentang cenderung mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi bagi kesehatan. Untuk mengantisipasi permintaan produk kentang yang sesuai dengan preferensi pasar, perlu dilakukan upaya pembinaan secara intensif sehingga seluruh sentra produksi yang ada di kawasan sentra dapat ditingkatkan produksi maupun mutunya.
Kentang adalah sumber karbohidrat yang juga kaya mineral dan vitamin. Khasiat dari kentang antara lain adalah mencegah kanker, pengobatan asam urat, ginjal, sistem lambung dan jantung, untuk kesehatan lever, jaringan otot, untuk proses peremajaan kulit.
Kandungan gizi kentang dalam 100gr kentang antara lain: Protein 2,00gr, lemak 0,30gr, karbohidrat 19,10g, kalsium 11,00mg, fosfor 56,00mg, serat 0,30g, besi 0,30mg, vitamin B1 0.09mg, vitamin B2 0,03mg, vitamin C 16,00mg, dan niacin 1,40mg. Namun demikian terdapat zat racun yang terkandung dalam kentang yaitu Solanin. Kentang yang mengandung zat ini diindikasikan berwarna hijau.
Sekilas Tentang Tanaman Kentang