
Baru baru ini tersebar pemberitaan hampir diseluruh media, baik media lokal maupun internasional mengenai ambruknya perekonomian negara Venezuela yang notabene negara kaya akan minyak. Sebelumnya tak satu pun yang mengira jatuhnya perekonomian negara tersebut akibat tingkat inflasi yang luar biasa hingga 150.000%.
Tingkat inflasi sebesar 150.000 % yang dialami Venezuela (2018 – sekarang) merupakan rekor baru yang mana sebelumnya belum satu negara-pun dengan tingkat inflasinya sebesar itu. Penyebab utama kejatuhan ekonomi negara tersebut adalah Jatuhnya harga minyak dunia, akibatnya membuat negara yang menggantungkan perekonomian pada minyak tersebut berkurangnya pendapatan negara hingga 90% setiap tahunnya.
Selain terjadi defisit dan lonjakan tingkat pengangguran, mata uang sudah tidak berarti, situasi politik juga bergolak. Hal lain yang membuat nilai mata uang Venezuela semakin tidak berharga adalah keseringan mencetak uang ketika negara tersebut di dera inflasi tertinggi. Dan akhirnya mata uang venezuela terus melemah, bahkan tidak berarti. Baca juga tentang Sejarah, Ciri-ciri, Kelebihan dan Kekurangan Kapitalisme.
Negara-negara Dengan Tingkat Inflasi Tertinggi
Sebelumnya negara dengan tingkat inflasi terburuk di dunia di tempati negara Hongaria (Agustus 1945) dengan tingkat inflasi mencapai 207%. Ambruknya perekonomian negara yang terletak di daratan eropa tengah tersebut tidak lepas akibat dari Perang Dunia ke II. Akibatnya setiap 15 jam sekali terjadi kenaikan harga dua kali lipat dari harga sebelumnya.
Negara dengan inflasi tertinggi berikutnya adalah di tempati Zimbawe (2007 – Agustus 2008) dengan tingkat inflasi mencapai 98%. Dengan tingkat inflasi sebesar 98% tersebut mengakibatkan kenaikan harga 2 kali lipat setiap 25 jam sekali. Awal dari melonjaknya tingkat inflasi negara yang terkurung dan berbatasan dengan afrika selatan tersebut adalah didahului penurunan grinding panjang dalam output ekonomi yang mengikuti reformasi tanah Robert Mugabe tahun 2000-2001. Dampak dari kejadian ini menyebabkan jatuhnya 50% dalam output selama 9 tahun terakhir.
Berikutnya ditempati negara Yugoslavia (April 1992 – Januari 1994). Dengan tingkat inflasi mencapi 65% dan berdampak pada kenaikan harga dua kali lipat setiap 34 jam sekali. Runtuhnya perekonomian negara tersebut jatuhnya Uni Soviet yang menyebabkan peran internasional menurun kepada Yugoslavia.
Jauh sebelum melonjaknya tingkat inflasi Yugoslavi, Agustus 1922 sampai dengan 1923 Negara Jerman pernah mengalami HiperInflasi yakni mencapai 21%. Dampaknya bagi perekonomian negara yang dijuluki Negeri Hitler tersebut adalah meningkatnya harga menjadi dua kali lipat setiap tiga hari 17 jam. Awal terpuruknya perekonomian negara panzer tersebut adalah kekalahan dalam Perang Dunia I, Sebagai akibatnya negara tersebut diminta untuk membayar reparasi besar untuk menebus biaya yang dikeluarkan negara pemenang perang.
Di posisi berikutnya adalah ditempati Yunani (Mei 1941 Desember 1945) dengan tingkat inflasi mencapai 18%. Dengan tingkat inflasi sebesar 18% menyebabkan peningkatan harga-harga hingga dua kali lipat dalam empat hari, 6 jam. Penyebab terjadinya hiperinflasi di negara dengan julukan para dewa tersebut adalah keseimbangan anggaran fiskal yunani berayun dari surplus 217 juta dirham pada tahun 1939 menjadi defisit 790 juta dirham pada tahun 1940 karena Perang Dunia yang membuat perdagangan luar negeri menurun drastis.
Posisi berikutnya ditempati Negara Cina (Oktober 1947 – Mei 1949) dengan tingkat inflasi mencapai 14%. Dengan tingkat inflasi sebesar 14% negara dengan julukan Tirai Bambu tersebut kenaikan harga dua kali lipat setiap lima hari 8 jam. Penyebab terjadinya hiperinflasi di negara Panda tersebut adalah Perang Dunia II, sebagai akibatnya Cina terjadi perang saudara.
Masih dari akibat pertempuran panjang, korban inflasi berikutnya adalah negara Peru (juli 1990 – Agustus 1990). Tingkat inflasi tertinggi di negara tersebut mencapai 5%, akibatnya melonjaknya harga – harga sebesar dua kali lipat setiap 13 hari 2 jam.
Negara berikutnya adalah Prancis (Mei 1795 – 1796) dengan tingkat inflasi harian mencapai 5%. Kondisi seperti ini membuat peningkatan harga harga sebesar 2 kali lipat setiap 15 hari 2 jam. Penyebab Hiperinflasi pada negara dengan julukan Kode Mode tersebut tidak lepas dari Revolusi Perancis (1789-1799) terjadi setelah periode Perancis berjalan sampai utang besar melawan perang, termasuk perang kemerdekaan Amerika Serikat dengan Inggris Raya.
Yang terakhir adalah Nikaragua (Juni 1986 – 1991) dengan tingkat inflasi harian sebesar 4%. Tingkat inflasi sebesar 4% menyebabkan kenaikan harga dua kali lipat setiap 16 hari, 10 jam. Terjadinya tingkat inflasi tersebut dilatarbelakangi Revolusi Nikaragua yang membuat Sandinista komunis berkuasa pada tahun 1979, sehingga terjadi resesi global dan krisis keuangan di banyak negara Amerika latin.
Artikel ini merupakan kiriman dari CekkembaliCom
Negara Dengan Tingkat Inflasi Tertinggi dan Penyebabnya