Potensi Tanaman Obat di Indonesia

Dalam rangka penyediaan obat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Kebijaksanaan Obat Nasional selanjutnya menyatakan bahwa obat tradisional yang terbukti berkhasiat perlu dikembangkan dan digunakan dalam pelayan kesehatan masyarakat. Sampai saat ini telah dikenal beberapa Jenis obat asal tanaman yang dari pengalaman telah mendapat pengakuan berkhasiat sebagai bahan obat dengan konsep ilmiah eksperimental.

Obat-obat tersebut antara lain adalah kulit kina (untuk malaria), biji kola, (stimulan susunan syaraf pusat), meniran (sebagai imun tubuh), rimpang temulawak (untuk kolagoga/koleretik), minyak cengkeh (analgesik gigi), minyak adas (untuk ekspektoran), minyak biji jarak (sebagai laksans), akar pulepandak (untuk anti hipertensi) dan sebagainya.

Selanjutnya dikatakan bahwa. dari beberapa jenis tanaman yang berkhasiat sebagai obat seperti yang diuraikan diatas, dalam kerangka pemikiran pengembangan obat tradisional agar dapat menjangkau pelayanan kesehatan formal, maka obat tradisional dibagi menjadi dua. kelompok, yaitu :

  1. Kelompok jamu, merupakan obat dari bahan alam nabati yang khasiat-nya masih sepenuhnya didasarkan kepada pengalaman dan bahan bakunya terdiri dari simplisan. (bagian tanaman/tanaman secara keseluruhan termasuk senyawa. yang dihasilkan oleh sel tanaman) yang umumnya belum memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan.
  2. Kelompok fitoterapi, merupakan obat dari bahan alam nabati yang  khasiatnya sudah jelas melalui uji kemanfaatan dan bahan bakunya terdiri dari simplisia yang telah memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan sehingga terjamin komponen aktif, keamanan dan kegunaannya. Contoh: Stimuno untuk balita.

Persyaratan minimal yang diungkapkan di atas seperti cemaran mikroba, cemaran logam berat, cemaran bahan organik asing, kebenaran zat identitas dan lain-lain ditetapkan melalui pengujian standardisasi simplisia. Pada dasarnya standarisasi itu meliputi tiga bidang yaitu botani, fisika-kimia, dan farmakologi.

Bidang pertama dan kedua (botani, fisika-kimia) pada praktiknya dijiwai oleh dua tujuan yaitu pengujian untuk identitas simplisia den pengujian terhadap mutu den kualitas. Pengujian identitas dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa simplisia yang diuji benar-benar merupakan simplisia yang diinginkan, sedangkan pengujian terhadap kualitas dimaksudkan mengontrol apabila. terdapat kerusakan simplisia. tersebut.

Bidang ketiga (farmakologi) adalah menyangkut pengujian khasiat komponen aktif yang dikandung dari setiap simplisia.

Sebagai langkah awal dalam rangka pengembangan ke arah obat kelompok fitoterapi maka pemilihan jenis bahan alam khususnya tanaman obat yang akan dikembangkan didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut :

  1. Tanaman obat tersebut diharapkan mempunyai manfaat untuk penyakit-penyakit yang menduduki urutan atas dalam angka kejadian.
  2. Tanaman obat tersebut diperkirakan bermanfaat untuk penyakit tertentu berdasarkan pengalaman pemakaian,
  3. Tanaman chat tersebut diperkirakan merupakan alternatif yang jarang (satu-satunya alternatif) untuk penyakit-penyakit tertentu.

Tanaman sebagai bahan sediaan obat, secara terminologis mencakup seluruh bahan tanaman, mulai dari yang memiliki aksi farmakologi paling keras (seperti opium, belladona, digitalis; dsb) sampai kepada aksi yang ringan (seperti pepermin, baldrin, dsb). Untuk itu, pemilihan tanaman obat  dikembangkan ke arah obat kelompok fitoterapi perlu disesuaikan dengan pola penyakit yang terdapat dalam masyarakat.

Tanaman obat yang memiliki aksi farmakologi keras  bereaksi cepat dan kuat, tetapi untuk pemakaian jangka panjang kurang menguntungkan karena kemungkinan toksik (keracunan). Pada situasi yang mendesak (kritis) tentunya penggunaan jenis ini dapat dilakukan.

Sedangkan yang memiliki aksi ringan umumnya bereaksi lambat dan mempunyai efek kumulatif. Untuk pemakaian jangka. panjang jenis ini dapat merupakan pilihan, karena berdasarkan pengalaman pemakaian jenis ini banyak sekali dilakukan.

 

Potensi Tanaman Obat di Indonesia

Lentera Kecil

Media online sarana pembelajaran pendidikan dan pengetahuan informatif, inspiratif dan edukatif

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *